Jumat, 23 Desember 2016

TELAAH KURIKULUM AQIDAH AKHLAK K13 MI



REVISI MAKALAH                                   DOSEN PENGASUH

Telaah Kurikulum                           Prof. Dr. H. Syaifuddin Sabda, M. Ag
Pendidikan Islam                                         


TELAAH KURIKULUM AQIDAH AKHLAK MI


Description: G:\Pic Animasi\images.jpg


Oleh:
                                 Syarifah Sofia Ulfah    NIM.1502521464



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
                                                                             2016 




                                                                          BAB I

PENDAHULUAN

Rumusan tujuan pendidikan Islam sangatlah relevan dengan rumusan tujuan Pendidikan Nasional. Rumusan tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, dan mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mengembangkan potensi peserta didik menuju kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat. Adapun tujuannya adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara
Kurikulum Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asmau’ul husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.  Aqidah Akhlak bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun berada.  Makalah ini berupaya membahas tentang kurikulum Aqidah Akhlak yang mencakup pengertian, tujuan, materi, strategi dan evaluasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Akidah-Akhlak
Istilah “akidah-akhlak” berasal dari dua kata yaitu “akidah” dan “akhlak”. Secara harfiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “akidah” berarti “kepercayaan dasar atau keyakinan pokok”, sedangkan kata “akhlak” berarti “budi pekerti atau kelakuan”.[1]
Thoha, dkk., mengungkapkan pula bahwa kata “aqoid” merupakan jamak dari “akidah” yang berarti “kepercayaan”. Maksudnya adalah hal-hal yang diyakini oleh orang-orang Islam. Artinya, orang-orang Islam menetapkan atas kebenarannya seperti disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW. dalam hal ini, akidah Islamiyah sendiri selalu berkaitan dengan iman, seperti: iman kepada Allah SWT., Malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan- hari Akhir (hari kiamat).
Kemudian, Aziz memaknai akhlak adalah sebagai proyeksi hidup manusia dalam mencerminkan peranan sifat-sifat Allah sebagai ‘abdillah untuk mengemban amanah Sang Khaliq atau memerankan sifat-sifat Khaliq yang ada dalam diri setiap makhluk yang dapat menciptakan segala sesuatu dari diri manusia.[2]
Sementara itu, aqidah akhlak sebagai salah satu mata pelajaran atau materi yang diajarkan di madrasah atau sekolah adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing) terutama dalam aspek akidah (tauhid) dan akhlak, terampil melakukan ajaran Islam (doing), dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being) sehingga mencerminkan ajaran agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin.[3]
a).   Tujuan Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
Dalam kerangka dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan yang sangat penting, karena akan mengarahkan dan memengaruhi komponen-komponen kurikulum yang lainnya. Berdasarkan hierarki tujuan, tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang menduduki posisi paling tinggi, sehingga menjadi “payung” bagi tujuan-tujuan di bawahnya. Tujuan pendidikan suatu negara dan merupakan penjabaran dari tujuan negara atau falsafah negara, karena pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan negara.[4] 
Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang lebih khusus yaitu tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) maupun pendidikan nonformal (lembaga kursus, pesantren). Kemudian tujuan kurikuler yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran, seperti bidang studi Agama Islam, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan sebagainya.
Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’ al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara substansial mata pelajaran Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multi dimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
a. Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b.    Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.

(a).  Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum
Paling tidak ada empat landasan (dasar) utama pentingnya pengembangan kurikulum, yakni:[5]

1). Landasan Filosofis
Dalam pengertian umum filsafat adalah cara berfikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.[6]
Filsafat mencoba menelaah tentang tiga pokok persoalan, yakni hakikat benar-salah (logika), hakikat baik-buruk (etika) dan hakikat indah-jelek (estetika). Pandangan hidup manusia mencakup tiga aspek tersebut. Dalam hubungannya dengan kurikulum ketiga pandangan tersebut sangat diperlukan, terutama dalam menetapkan arah dan tujuan pendidikan.
2). Landasan Psikologis
Pada dasarnya psikologi merupakan dasar-dasar pemahaman pengkajian sesuatu dari sudut karakteristik dan perilaku manusia, khususnya manusia sebagai individu.[7]
Psikologi diperlukan dalam menentukan isi/materi pembelajaran yang diberikan kepada anak didik agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Karena materi pelajaran dan proses belajar mengajar itu harus sejalan dengan perkembangan anak didik.
3). Landasan Sosial
Secara etimologis, sosiologi berasal dari dua kata Latin yaitu socius artinya teman, sahabat, kawan: dan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman, berkawan, bersahabat, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat.[8]
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan peserta didik hidup dalam kehidupan masyarakat. Asumsinya adalah peserta didik berasal dari masyarakat, dididik oleh masyarakat, dan harus kembali kemasyarakat.
4). Landasan Iptek
Teknologi pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan. Teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan budaya manusia. Teknologi banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola perilaku manusia.
Implikasinya adalah pengembangan kurikulum harus dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik untuk lebih banyak menghasilkan teknologi baru sesuai dengan perkembangan zaman.
(b)       Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
            Prinsip merupakan sesuatu yang mesti kita pegangi, dalam hal pengembangan kurikulum kita mesti berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2.      Beragam dan terpadu
3.      Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
4.      Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5.      Menyeluruh dan berkesinambungan
6.      Belajar sepanjang hayat
7.      Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan daerah.

b).   Materi dan Ruang lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
Isi/materi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Logika: yaitu pengetahuan tentang benar salah
b. Etika: yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai, dan moral
c. Estetika: yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seni.
Kemudian pemilihan isi kurikulum dipertimbangkan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
b. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
c. Bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa, dan negara, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan dating.
d. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, secara lebih spesifik, mata pelajaran Akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi empat aspek yaitu aspek akidah (keimanan), aspek akhlak, aspek adab Islami, dan aspek keteladanan.[9]
a)        Aspek Akidah
(1)      Kalimat Thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: bacaan Tahlil, Basmalah, Tahmid, Tasbih, Takbir, Ta’awud, Salam, Shalawat, Tarji’, Istigfar, dan sebagainya.
(2)      Al-asma al-Husna sebagai materi pembiasaan, meliputi Al-ahad, al-Hamid, asy-Syakur, al-Qudus, ash-Shomad, al-‘Adhim, al-Karim, al-Kabir, al-Malik, dan sebagainya.
(3)      Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat Thoyyibah, al-Asma al-Husna dan pengenalan terhadap shalat lima waktu sebagai manisfetasi iman kepada Allah.
(4)      Meyakini rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan hari akhir serta Qadla dan Qadar Allah).
b)        Aspek Akhlak
(1)      Pembiasaan akhlakul karimah, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, siddiq, amanah, tablig, fathonah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimistis, qona’ah, tawakal, kesederhanaan, toleransi, dan cinta.
(2)      Menghindari akhlak sayi’ah (madzmumah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, marah, fasik dan murtad.
c)        Aspek adab Islami
(1)      Adab terhadap diri sendiri, yaitu adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan-minum, belajar dan bermain.
(2)      Adab terhadap Allah, yaitu adab di masjid, mengaji, dan beribadah.
(3)      Adab kepada sesama, yaitu kepada orang tua, saudara, guru, teman, dan tetangga serta manusia secara umum, baik satu agama ataupun tidak.
(4)      Adab terhadap lingkungan, yaitu kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum dan di jalan.
d)       Aspek Kisah Teladan
Aspek ini meliputi: kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW. Nabi Ismail, Kan’an, kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf as., Tsa’labah, Masithah, Ulul Azmi, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan dalam standar kompetensi, tapi ditampilkan dalam kompetensi dasar dan indikator.
Ada sejumlah materi Akidah Akhlak di SD/MI dari kelas I-VI dalam kompetensi dasar mata pelajaran PAI SD/MI berdasarkan kurikulum 2013. Materi-materi tersebut di antaranya.
1.             Kelas I yaitu: Rukun Iman, Syahadat Tauhid dan Rasul, Asmaul Husna 1 (اَلْوَا حِدُ, اَلْخَا لِقُ), Berakhlak Terpuji dan Beradab Islami, Akhlak Tercela 1 (Hidup Kotor, Bohong atau Dusta, Berbicara Kotor), Kalimat Tayibah (Basmalah), Asmaul Husna 2 (اَلرَّحْمَنُ, اَلرَّحِيْمُ, اَلسَّمِيْعُ), Adab Islami 1 (Adab Terhadap Orang tua, Guru dan Teman).
2.             Kelas II yaitu: Kalimat Tayibah (اَلْحَمْدُلِلهِ), Asmaul Husna (اَلرَّزَّاقُ, اَلْمُغْنِيُّ, اَلْحَمِيْدُ, اَلْشَّكُوْر), Berakhlak Terpuji dan Beradab Islami (Berakhlak Terpuji dan Beradab Islami), Kalimat Tayibah (سُبْحا نَ اللهِ), Asmaul Husna (اَلْقُدُّوْسُ, اَلصَّمَدُ, اَلْمُهَيْمِنُ, ), dan Akhlak Tercela (Pemalas).
3.             Kelas III yaitu: Kalimat Tayibah (مَا شَآءَاللهُ, سُبْحَانَ اللهُ, اَعُوْذُبِااللهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ), Asmaul Husna (اَلْبَاطِنُ, اَلْوَلِيُّ, اَلْمُجِيْبُ, اَلْوَهَّا بُ), Makhluk Gaib selain Malaikat (Jin, Setan), Akhlak Terpuji (Rukun dan Tolong Menolong; Akhlak Terhadap Saudara), Akhlak Tercela (Khianat, Dengki, dan Iri).
4.             Kelas IV yaitu: Kalimat Tayibah (اِنَّا لِلهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ), Asmaul Husna (اَلْمُؤْمِنُ, اَلْعَظِيْمُ, اَلْهَادِيْ, اَلْعَدْلُ, اَلْحَكَمُ), Beriman Kepada Kitab-kitab Allah, Akhlak Terpuji (Hormat dan Patuh; Tabah dan Sabar Menghadapi Cobaan Melalui Kisah Masyitah; Salam), Akhlak Tercela (Kisah Tsa’labah, Akhlak Tercela yang Dimiliki Tsa’labah, Munafik), Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah.
5.             Kelas V yaitu: Kalimat Tayibah (اَ اللهُ اَ كْبَرُ, اَلْحَمْدُلِلهِ), Beriman Kepada Hari Kiamat, Akhlak Terpuji (Optimis, Qana’ah, dan Tawakkal; Adab di Tempat Ibadah dan Tempat Umum; Teguh Pendirian dan Dermawan(; Hidup Bertetangga dan Bermasyarakat; dan Akhlak Tercela (Kikir, Serakah, dan Kisah Al-Qur’an), Asmaul Husna (اَلْمُحْيِيْ, اَلْمُمِيْتُ, اَلْبَا قِيْ), Kalimat Tayibah II (اِنَّا لِلهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ).
6.             Kelas VI yaitu: Kalimat Tayibah (اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمُ), Asmaul Husna (اَلْقَوِيُّ, اَلحَكِيْمُ, اَلْمُصَوِّرُ, اَلْقَادِرُ),  Beriman Kepada Takdir Allah, Akhlak Terpuji (Tanggung Jawab, Adil, Bijaksana, Sabar, Tobat, Akhlak terhadap Binatang dan Tumbuhan), Akhlak Tercela (Marah, Fasik, Murtad), Asmaul Husna II (اَلْغَفُوْرُ, اَلْعَفُوُّ, اَلصَّبُوْرُ, اَلْحَلِيْمُ).

Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah
Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 165 Tahun 2014 bahwa setelah menjalani proses pembelajaran secara integral, lulusan Madarasah Ibtidaiyah diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut: [10]


MADRASAH IBTIDAIYAH
DIMENSI
KUALIFIKASI KEMAMPUAN
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan factual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah meliputi mengenal dan meyakini rukun iman kepada Allah sampai dengan iman kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam mengucapkan kalimat-kalimat thayibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al-asma’ al-husna, serta pembiasaan dalam pengalaman akhlak terpuji dan adab Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari.
c). Strategi (Pendekatan dan Metode) Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Menurut Suyono, Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian (assasmen) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.[11]
Pendekatan Pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran. Dalam menentukan suatu pendekatan dalam belajar mengajar, guru harus memilih pendekatan yang berpusat pada aktivitas guru (teacher centered) atau pendekatan yang berpusat pada aktivitas siswa (student centered). Apabila guru menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru, maka pembelajaran menjadi monoton. Namun apabila pendekatan yang digunakan berpusat pada siswa, maka pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi siswa. Jadi, pendekatan pembelajaran adalah pandangan objektif seorang guru terhadap pembelajaran.
Beberapa pendekatan dalam pembelajaran Aqidah akhlak antara lain: 1. Pendekatan Keimanan, 2. Pendekatan Pengalaman, 3. Pendekatan Pembiasaan, 4. Pendekatan Rasional, 5. Pendekatan Emosional, 6. Pendekatan Fungsional, 7. Pendekatan Keteladanan.
Syamsuddin Yahya. Ia menyebutkan secara spesifik lima metode yang cocok untuk pembelajaran Akidah, yaitu:[12] 1). Metode Bercerita. 2). Metode Ceramah, 3). Metode Tanya Jawab, 4). Metode Sosiodrama, 5)  Metode Demonstrasi.
d). Evaluasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian projek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.

B.       Analisis Telaah Kurikulum 2013 Akidah Akhlak MI : Ide, Dokumen, Proses, dan Hasil
1.        Kajian Ide Kurikulum 2013 Mata pelajaran Akidah Akhlak
Mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.
Dengan demikian, dalam perspektif ide, mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI sesungguhnya berupaya membentuk peserta didik menjadi insan kamil sejak dini. Yang jelas tujuan pendidikan Islam merupakan usaha dalam membangun manusia yang utuh dalam rangka pembentukan kepibadian, moralitas, sikap ilmiah dan keilmuan, kemampuan berkarya, profesionalisasi sehingga mampu menunjukkan iman dan amal shaleh sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan kehidupan.[13]
2.        Kajian Dokumen Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kurikulum sebagai dokumen didasari pada ide kurikulum dan ketetapan mengenai standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL). SKL Satuan Pendidikan diperlukan untuk membangun tujuan yang akan dicapai oleh kurikulum satuan pendidikan secara keseluruhan. SKL mata pelajaran diperlukan untuk mengembangkan tujuan mata pelajaran terkait. Kurikulum sebagai dokumen didasari pada ide kurikulum dan ketetapan mengenai standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL). SKL Satuan Pendidikan diperlukan untuk membangun tujuan yang akan dicapai oleh kurikulum satuan pendidikan secara keseluruhan. SKL mata pelajaran diperlukan untuk mengembangkan tujuan mata pelajaran terkait.[14] Menurut Syaifuddin Sabda dokumen kurikulum atau kurikulum dalam bentuk tertulis ini merupakan penulisan segenap idea atau gagasan yang telah digagas.[15]
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Aqidah Akhlak pada MI untuk kelas I, II, IV, dan V yang menggunakan kurikulum 2013 sebagai berikut:
KELAS I SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
1.1     Meyakini rukun iman.
1.2     Meyakini syahadatain.
1.3     Meyakini Allah SWT.Yang Esa (al-Ahad) dan maha Pencipta(al-Khaliq).
1.4     Menerima ketentuan hidup bersih, kasih sayang, dan rukun.
1.5     Menerima adab mandi dan berpakaian.
1.6     Menerima ketentuan menghindari hidup kotor.
2.  Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1  Membisakan berperilaku yang merefleksikan orang yang beriman.
2.2  Membiasakan berperilaku bertauhid.
2.3  Membiasakanhidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
2.4  Membiasakan  perilaku adab mandi dan berpakaian.
2.5  Membiasakan diri untuk menghindari hidup kotor dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
3.1  Mengenal enam rukun iman.
3.2  Mengenal  dua kalimah syahadat sebagai bagian dari rukun Islam yang pertama.
3.3  Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Ahad dan al-Khaliq) melalui kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhannya.
3.4  Memahami perilaku akhlak terpuji hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
3.5  Memahami adab mandi dan berpakaian.
3.6  Menjelaskan akhlak tercela hidup kotor dalam kehidupan sehari-hari dan cara menghindarinya.
4.  Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1  Menunjukkan perilaku beriman kepada enam rukun iman.
4.2  Melafalkan dua kalimahsyahadat dan artinya.
4.3  Melafalkan sifat-sifat Allah SWT. al-Ahad dan al-Khaliq dan maknanya.
4.4  Mendemonstrasikan tata cara berpakaian secara Islami.
4.5  Menunjukkan perilaku hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
4.6  Menceritakan cara-cara menghindari hidup kotor dalam kehidupan sehari-hari.




KELAS I SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama  yang dianutnya.
1.1  Meyakini Allah SWT. melalui kalimat Tayyibah (Basmalah).
1.2       Meyakini Allah SWT. sebagai Ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur.
1.3  Menerima ketentuan adab belajar, bermain, makan dan minum.
1.4  Menerima nilai keramahan dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan  sehari-hari.
1.5. Menerima ketentuan untuk menghindari berbicara kotor dan bohong/dusta, dalam kehidupan sehari-hari.
2.  Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1  Terbiasa membaca Basmalah setiap memulai aktivitas.
2.2  Mencontoh sifat Allah ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur.
2.3  Memiliki adab dalam belajar, bermain, makan dan minum.
2.4  Membiasakan sikap ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan  sehari-hari.
2.5. Membiasakan diri untuk menghindari akhlak tercela berbicara kotor dan bohong/dusta, dalam kehidupan sehari-hari.
3.  Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
3.1  Mengetahui kalimat tayyibah (Basmalah).
3.2  Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur
3.3  Memahami  adab belajar, bermain, makan dan minum.
3.5  Memahami sikap ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan  sehari-hari.
3.6  Menjelaskan akhlak tercela berbicara kotor dan bohong/dusta dalam kehidupan sehari-hari.
4.  Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1  Melafalkan kalimat tayyibah (Basmalah).
4.2  Melafalkan ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur dan artinya.
4.3  Menunjukkan adab belajar dan bermain secara Islami.
4.4  Mendemonstrasikan adab makan dan minum secara Islami.
4.4  Menyimulasikan sikap ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
4.5   Menyajikan contoh sikap berbicara kotor dan bohong/dusta dalam kehidupan sehari-hari.

KELAS II SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menerima dan menjalankan ajaran agama  yang dianutnya.

1.1  Meyakini Allah SWT. melalui kalimat tayyibah (Hamdalah).
1.2   Meyakini Allah SWT. Sebagai ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur.
1.3  Mengakui  adanya Allah SWT. melalui dalil aqli
1.4   Menerima nilai  syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati.
1.5  Menerima adab bersin dalam kehidupan sehari-hari
1.6  Menerima ketentuan untuk menghindari sifat sombong dalam kehidupan sehari-hari.
2.    Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1  Terbiasa membaca kalimat tayyibah (Hamdalah) setiap menerima kebaikan.
2.2  Membiasakan diri mencontoh sifat ar-Razzaq,al-hamid, dan asy-Syakur.
2.3  Membiasakan diri  perilaku dengan merasakan adanya Allah SWT. melalui dalil aqli.
2.4  Memiliki perilaku syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari
2.5  Membiasakan adab bersin.
2.6  Menghindari sifat sombong dalam kehidupan sehari-hari.
3.  Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
3.1  Mengetahui kalimat tayyibah (Hamdalah).
3.2  Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur.
3.3   Mengenal Allah SWT. melalui dalil aqli.
3.4   Memahami sikap syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.
3.5  Mengetahui adab ketika bersin dalam kehidupan sehari-hari.
3.6   Menjelaskan sikap sombong dan cara menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.
4.  Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1   Melafalkan kalimat tayyibah(Hamdalah).
4.2   Melafalkan al-Asma’ al-Husna  ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur. dan artinya.
4.3   Menyajikan dalil aqli tentang mengenal Allah
4.4   Menunjukkan sikap syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.
4.5   Mendemonstrasikan adab ketika bersin.
4.6   Menceritakan cara menghindari sifat  sombong dalam kehidupan sehari-hari.

KELAS II SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI  DASAR
1.  Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

1.1   Meyakini Allah SWT. melalui kalimat tayyibah(Tahlil).
1.2   Meyakini Allah SWT sebagai al-Quddus, as-samad, al-Muhaimin, dan al-Badi‘.
1.3   Menerima nilai jujur, rajin, dan percaya diri.
1.4   Menerima ketentuan adab belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari.
1.5   Menerima ketentuan untuk menghindari sifat malas.
2.  Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1  Meyakini Allah SWT. melalui kalimat tayyibah(Tahlrl).
2.2  Mencontoh sifat Allah SWT. sebagai al-Quddus, as-samad, al-Muhaimin, dan al-Badi‘.
2.3  Terbiasa berperilaku jujur, rajin, dan percaya diri.
2.2  Terbiasa beradab ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari.
2.3  Menghindari sifat malas.
3.  Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
3.1   Mengetahui kalimat tayyibah(Tahlil).
3.2 Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang terkandung dalam  al-Asma’ al-Husna (al-Quddus, as-samad, al-Muhaimin, dan al-Badi‘).
3.3  Memahami perilaku jujur, rajin, dan percaya diri.
3.4 Memahami sikap yang baik ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari.
3.5  Menjelaskan sikap malas dan cara menghindari-nya.
4.  Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1  Melafalkan kalimat tayyibah(Tahlil)dan maknanya.
4.2   Melafalkan al-Asma’ al-Husna (al-Quddus, as-samad, al-Muhaimin, dan al-Badi‘) dan artinya.
4.3   Mencontohkan perilaku jujur, rajin, dan percaya diri.
4.4   Mensimulasikan adab yang baik ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari.
4.5   Menceritakan contoh sikap malas dalam kehidupan sehari-hari.



KELAS IV SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI  DASAR
1.  Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
1.1  Meyakini kekuasaan Allah SWT. melalui kalimat tayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billahil-A’liyyil-Adzim (Hauqalah).
1.2  Meyakini Allah SWT sebagai al-Mu’min, al-Azhim, al-Hadi, al-‘Adl, dan al-Hakam..
1.3  Meyakini adanya kitab-kitab Allah SWT.
1.4  Menghayati sifat hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
1.5  Memiliki sikap tabah dan sabar dalam        menghadapi cobaan sebagai implementasi       dalam meneladani  kisah Masyitah.
1.6  Memiliki sikap menghindari kufur nikmat sebagai implementasi menghindari dari kisah  Tsa’labah.
2.  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya .
2.1  Terbiasa membaca kalimat tayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billahil-A’liyyil-Adzim (Hauqalah). sesuai ketentuan syar’i.
2.2  Mencontoh sifat Allah SWT sebagai al-Mu’min, al-Azhim, al-Hadi, al-‘Adl, dan al-Hakam.
2.3  Menerima adanya kitab-kitab Allah SWT.
2.4  Memiliki sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
2.5   Memiliki sikap tabah dan sabar dalam        menghadapi cobaan sebagai implementasi       dalam meneladani  kisah Masyitah.
2.6   Memiliki sikap menghindari kufur nikmat sebagai implementasi menghindari dari kisah  Tsa’labah.
3.  Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
3.1   Mengetahui kalimat Tayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billahil-A’liyyil-Adzim (Hauqalah).
3.2   Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang terkandung dalam  al-Asma’ al-Husna  al-Mu’min, al-Azhim, al-Hadi, al-‘Adl, dan al-Hakam.
3.3   Mengetahui adanya kitab-kitab Allah SWT. sebagai implementasi dari pengamalan rukun Iman ke-3 (tiga).
3.4 Memahami sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
3.5  Mendeskripsikan sikap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan dalam kisah Masyitah.
3.6 Mendeskripsikan kisah Tsa’labah sebagai implementasi dalam menghindari  sifat tercela kufur nikmat.
4.  Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1   Melafalkan kalimat tayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billahil-A’liyyil-Adzim (Hauqalah) dan maknanya.
4.2   Melafalkan al-Asma’ al-Husna (al-Mu’min, al-Azhim, al-Hadi, al-‘Adl, dan al-Hakam) dan artinya.
4.3   Menceritakan kitab-kitab Allah SWT. beserta nabi yang menerimanya.
4.4   Menyimulasikan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
4.5   Menyimulasikan sikap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan sebagai implementasi       dalam meneladani kisah Masyitah.
4.7  Menceritakan kisah Tsa’labah sebagai bentuk menghindari akhlak tercela kufur nikmat.

KELAS IV SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI  DASAR
1.    Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
1.1  Meyakini Allah SWT. melalui kalimat tayyibah(As-salamu‘alaikum).
1.2  Meyakini Allah SWT. sebagai as-Salam, dan al- Latif.
1.3  Meyakini adanya nabi dan rasul Allah SWT.
1.4  Menghayati adab bertamu dan berteman dalam kehidupan sehari-hari.
1.5  Menolak sifat munafik.
2.    Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
2.1  Terbiasa mengucapkan salam sesuai ketentuan syar’i.
2.2  Mencontoh sifat Allah SWT. sebagai as-Salam, dan al- Latiif.
2.3  Menerima dengan tulus adanya nabi dan rasul Allah SWT.
2.4  Terbiasa beradab dalam bertamu dan berteman dalam kehidupan sehari-hari.
2.5   Menghindari sifat munafik.
3.  Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
3.1  Mengetahui kalimat tayyibah (As-salamu‘alaikum).
3.2  Mengenal sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (as- Salam, dan al-Latiif).
3.3  Menjelaskan nama-nama nabi, Rasul Allah SWT. dan Ulul Azmi, serta sifat-sifat nabi dan rasul.
3.4  Menjelaskan adab bertamu dan berteman dalam kehidupan sehari-hari.
3.5  Menjelaskan sifat munafik, dampak negatif dan cara menghindarinya.
4.  Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1  Mendemonstrasikan cara mengucapkan salam sesuai ketentuan syar’i.
4.2  Melafalkan kalimah as-Salam, dan al- Latif.
4.3  Menyajikan peta konsep nama-nama nabi, rasul Allah SWT. dan Ulul Azmi, serta sifat-sifat nabi dan rasul.
4.4  menyimulasikan adab dalam bertamu dan berteman dalam kehidupan sehari-hari.
4.5  menceritakan dampak negatif sifat munafik.

KELAS V SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
1.1         Meyakini kebesaran Allah SWT. melalui kalimat thayyibah (Alhamdulillaah dan Allaahu Akbar).
1.2         Meyakini Allah SWT. sebagai ar-Razzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, al-Mughni
1.3         Meyakini adanya hari akhir (kiamat).
1.4         Menghayati akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.
1.5         Menghayati sikap teguh pendirian dan dermawan, optimis, qanaa’ah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari

2.    Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air
2.1         Terbiasa membaca kalimat Thayyibah (Alhamdulillaah  dan Allaahu Akbar). Sesuai ketentuan syar’i
2.2         Mencontoh sifat Allah SWT. sebagai ar-Razzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, al-Mughni
2.3         Menunjukkan prilaku orang yang beriman pada hari akhir (kiamat).
2.4         Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.
2.5         Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan, optimis, qanaa’ah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.
3.    Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
3.1     Memahami Allah SWT. melalui kalimat thayyibah (Alhamdulillaah dan Allaahu Akbar).
3.2     Mengenal Allah SWT. melalui sifat-sifat Allah swt. yang terkandung dalam al-Asmaa al-Husnaa (ar-Razzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, al-Mughnii).
3.3     Memahami hikmah beriman kepada hari akhir (kiamat)
3.4     Mengetahui akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.
3.5  Memahami sikap teguh pendirian dan dermawan, optimis, qanaa’ah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.
4.    Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
4.1.       Melafalkan kalimat thayyibah (Alhamdulillaah dan Allaahu Akbar).
4.2.       Melafalkan al-Asmaa al-Husnaa (ar-Razzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, al-Mughni) dan ma’nanya.
4.3.       Menyajikan contoh  perilaku akhlak mulia sebagai implementasi hikmah beriman kepada hari akhir (kiamat).
4.4.       Mensimulasikan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.
4.5     Menyajikan contoh sikap teguh pendirian dan dermawan, optimis, qanaa’ah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.

KELAS V SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
1.1     Meyakini Allah SWT melalui kalimat thayyibah(Tarji’)
1.2     Meyakini Allah SWT sebagai al-Muhyii, al-Mumiit dan al-Baaqii.
1.3     Menghayati  akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
1.4    Menghayati ketentuan untuk menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari
1.5     Menghaayati ketentuan untuk menghindari sifat kikir dan serakah
2.    Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta anah air
2.1         Terbiasa mengucapkan kalimat thayyibah(Tarji’) sesuai ketentuan syar’i
2.2         Mencontoh sifat Allah SWT sebagai al-Muhyii, al-Mumiit dan al-Baaqii.
2.3         Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
2.4         Membiasakan diri untuk menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari
2.5         Membiasakan diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah
3.    Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
3.1     Mengenal Allah SWT melalui kalimat thayyibah (Tarji’)
3.2     Mengenal Allah SWT melalui sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam al-Asmaa al-Husnaa (al-Muhyii, al-Mumiit dan al-Baqii).
3.3     Memahami akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
3.4     Memahami akhlak tercela pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dan cara menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.
3.5     Mengetahui sifat kikir dan serakah melalui kisah Qorun dan cara menghindarinya dalam kehidupan sehari- hari.
4.    Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
4.1     Melafalkan kalimat thayyibah (Tarji’) dan maknanya.
4.2     Melafalkan sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam al-Asmaa al-Husnaa (al-Muhyii, al-Mumiit dan al-Baaqii).
4.3     Mensimulasikan akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
4.4     menyajikan contoh cara menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari.
4.5     Menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari.

3.    Kajian Proses Kurikulum 2013  Mata pelajaran Akidah Akhlak
Kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses) terkadang disebut juga dengan real curriculum (kurikulum sesungguhnya), actual curriculum (kurikulum yang nyata), functional curriculum (kurikulum yang terlaksana), dan operational curriculum (kurikulum yang dilaksanakan).[16]
Istilah implementasi kurikulum sering disamakan dengan pembelajaran (Instruction). Dalam bahasa lain menurut Syaifuddin Sabda sebuah kurikulum yang ada pada ide atau gagasan yang kemudian dituangkan dalam bentuk rancangan tertulis, kelanjutannya diimplementasikan. Dengan demikian menurut beliau implementasi (proses) adalah merupakan pelaksanaan kurikulum ide dan kurikulum tertulis. Dalam pandangan Syaifuddin Sabda bahwa meskipun pada dasarnya atau idealnya kurikulum dalam dimensi proses merupakan implementasi dari apa yang telah digagas dan dituangkan dalam program tertulis, namun menurut beliau bukan berarti kurikulum dalam dimensi proses ini hanya semata mengimplementasikan apa yang digagas dan telah diprogramkan secara tertulis, sebaliknya adakalanya dalam proses muncul hal-hal baru, merubah dan meniadakan apa yang telah digagas dan diprogramkan secara tertulis tersebut dikarenakan ada situasi dan kondisi yang mengharuskan dilakukannya perubahan.[17]
Beberapa karakteristik dasar pembelajaran Akidah Akhlak di SD/MI merujuk kepada Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang tertuang dalam Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Bab I yaitu antara lain:
1.        Siswa mencari tahu bukan diberi tahu.
2.        Belajar berbasis aneka sumber belajar bukan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
3.        Menggunakan pendekatan proses sebagai penguatan, bukan pendekatan tekstual.
4.        Penggunaan pendekatan ilmiah.
5.        Pembelajaran berbasis  kompetensi bukan pembelajaran berbasis konten.
6.        Pembelajaran terpadu bukan pembelajaran parsial.
7.        Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
8.        Dari pembelajaran verbalisme  menuju keterampilan aplikatif.
9.        Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (handskills) dan keterampilan mental (softskills).
10.    Pembelajaran mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat.
11.    Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).
12.    Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
13.    Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
14.    Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
15.    Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak di sekolah atau madrasah mulai tahun 2013 ditekankan pada penggunaan pendekatan tematik-terpadu dan atau pendekatan saintifik dan atau inkuiri dan atau pembelajaran berbasis penyingkapan (discovery learning), dan atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis masalah (project based learning) yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

4.        Kajian Hasil Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kurikulum sebagai suatu produk atau hasil belajar dikutip oleh Syaifuddin sabda dari Leithwood bahwa pada dasarnya kurikulum sebagai suatu hasil belajar merupakan kelanjutan dan dipengaruhi oleh kurikulum sebagai kegiatan (proses). Kurikulum sebagai hasil juga merupakan dimensi kurikulum yang dipengaruhi secara langsung oleh kurikulum sebagai ide, terutama ide yang ada pada guru.[18] Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dikatakan sebagai hasil belajar yang direncanakan dalam kurikulum jika peserta didik tersebut mengalami proses pembelajaran sebagaimana yang direncanakan dalam dokumen kurikulum.[19]
Penilaian  untuk pembelajaran Aqidah Akhlak di MI pada Kurikulum 2013 menggunakan jenis penilaian autentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Kemudian, hasil penilaian autentik dapat pula digunakan sebagi bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai standar penilaian pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

C. Analisis Telaah Kurikulum Aqidah Akhlak Dari Segi Tujuan, Materi, SKL, KD, dan Evaluasi
1.    Tujuan Aqidah Akhlak dan landasan Pengembangan Kurikulum
             Landasan filosofis mencoba menelaah tiga persoalan yaitu salah benar, hakikat baik-buruk, dan hakikat indah-benar, bila kita lihat dari tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak yaitu “mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam”, di mana dalam tujuan ini terdapat hakikat benar-salah, baik-buruk, dan hakikat indah-jelek.
Dari tujuan Aqidah Akhlak itu juga sesuai dengan landasan sosiologis yaitu mempersiapkan peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat yaitu memiliki akhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik kehidupan pribadi maupun sosial.
2.  Materi Aqidah Akhlak dan Landasan Pengembangan Kurikulum
Bila dilihat dari segi Filosofis materi Aqidah Akhlak sudah sesuai karena didalam materi terdapat pelajaran tentang akhlak terpuji dan tercela yang mengajarkan hakikat benar-salah dan baik-buruk. Dari segi Sosial juga materi Aqidah Akhlak mengajarkan adab kepada sesama dan kepada lingkungan.
Dari segi Psikologis, materi dari kelas I- VI di materi berdasarkan Kurikulum 2013 penulis lihat bahwa sesuai dengan perkembangan peserta didik karena materi mulai kelas I masih sederhana berupa dasar-dasar dari Aqidah dan Akhlak dalam Islam kemudian materi lebih tinggi lagi di setiap jenjang kelas sampai kelas VI yaitu tentang Takdir Allah, berakhlak terpuji (tanggung jawab, adil, bijaksana, sabar, Tobat, dan akhlak terhadap binatang), Akhlak tercela (marah, Fasik, Murtad).

3. SKL (Standar Kompetensi Lulusan) DAN KD Dari Segi Kognitif, Afektif dan Psikomotor
Setelah menjalani proses pembelajaran peserta didik diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sesuai dengan tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak sesuai dengan keputusan Menteri Agama RI Nomor 165 Tahun 2014. SKL dalam lampiran ini sama semua jenjang pendidikan dan semua mata pelajaran. Jadi, penulis menilai bahwa SKL ini bersifat umum belum sampai ke SKL mata pelajaran Aqidah Akhlak secara khusus.
Pada Kurikulum 2013 Penulis belum menemukan SKL khusus untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak. Penulis melihat bahwa SKL Kurikulum KTSP sudah memuat SKL secara khusus mata pelajaran Aqidah Akhlak meliputi “mengenal dan meyakini rukun iman kepada Allah sampai dengan iman kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam mengucapkan kalimat-kalimat thayibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al-asma’ al-husna, serta pembiasaan dalam pengalaman akhlak terpuji dan adab Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari.”
Dari SKL Aqidah Akhlak itu terlihat KKO “mengenal” termasuk dalam ranah pengetahuan yaitu termasuk dalam kategori “mengingat’ dan “menyakini” termasuk KKO dalam ranah sikap (afektif) yaitu menilai atau menghargai. Dan dalam kata “pembiasaan” termasuk dalam kategori Psikomotor yaitu keterampilan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari mengucapkan kalimat Thayyibah.
Dari KD yang dilihat penulis mencoba menelaah KD dari segi berapa banyak jumlah Kognitif, afektif dan Psikomotor. Disini KD yang ditelaah adalah kelas I (Satu) Semester I dan II. Adapun jumlah Kompetensi Dasar kelas I berjumlah 44 KD. Di mana dalam KD memuat KKO (Kata Kerja Operasional) aspek Kognitif yang ingin dicapai di mata pelajaran Aqidah Akhlak Kelas I sebanyak 54,6% yaitu sebanyak 24 KD yaitu KKO nya antara lain “membiasakan”, “Mengenal”, “Memahami”, Menjelaskan”, “Melafalkan”, “Menceritakan”, dan “Menyajikan”. Pada aspek Afektif KD yang dirumuskan sebanyak 31,8 % atau sebanyak 14 KD memuat aspek sikap ini dimana KKO afektif ini antara lain: “Menyakini”, “Menerima”, dan “Menunjukkan”. Adapun aspek Psikomotor sebanyak 13, 6 % atau sebanyak 6 KD yaitu “mencontohkan”, “mendemonstrasikan” dan “menyimulasikan”.
Penulis menyimpulkan bahwa dalam Kurikulum 2013 ini aspek pengetahuan atau Kognitif lebih banyak terdapat dalam KD dimana menginginkan peserta didik mengetahui tentang materi-materi yang diajarkan dan tentunya juga memuat aspek sikap atau afektif dan psikomotor walaupun sedikit tetapi diharapkan peserta didik mampu mengaplikasikan apa yang telah dipelajari dalam kehidupannya sehari-hari apalagi mata pelajaran Aqidah Akhlak ini sangat penting untuk kita sebagai seorang muslim. Karena dengan memahami Aqidah yang benar kita menyakini rukun Iman dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah. Dan segi akhlak kita mampu menjadi pribadi yang berakhlak yang baik bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

4.   Evaluasi dan Kogntif, Afektif dan Psikomotor
            Penilaian  untuk pembelajaran Aqidah Akhlak di MI pada Kurikulum 2013 menggunakan jenis penilaian autentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Dalam Kurikulum 2013 seluruh aspek peserta didik harus dinilai yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dari segi pengetahuan keberhasilan peserta didik dapat dilihat dari hasil tugas, ulangan harian, Ulangan Tengah semester dan Ulangan Akhir semester. Sedangkan dalam segi sikap dapat kita lihat penilaian sikap pada kelas IV pada materi kalimat kalimat Hauqolah.



Penilaian sikap
Berilah tanda centang (V) diantara kolom benar, ragu-ragu atau salah!!
No.
Penyataan
Jawaban
B
RR
S
1.
Kalimat Hauqolah Laa Haula  walaa Quwwata Illa Billahil Aliyil Adziimm dilafalkan pada saat kita mengalami kesulitan.



2.
Allah akan memberikan beban kesulitan melebihi kesanggupan hamba-Nya.



3.
Membiasakan membaca kalimat Hauqolah dapat menghindari putus asa dalam menghadapi kesulitan.



 4.
Allah membolehkan kita meminta kekuatan dan pertolongan kepada roh ghaib atau benda-benda pusaka.



 5.
Kita tidak boleh berburuk sangka terhadap Allah swt. Apabila permintaan belum dikabulkan.





Keterangan:
B            : Benar
RR         : ragu-ragu
S            : Salah

Rubrik Penilaian

No. Soal
Rubrik Penilaian
Skor
1.       
Benar skor 6, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 1
6
2.       
Benar skor 1, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 6
6
3.       
Benar skor 6, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 1
6
4.       
Benar skor 1, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 6
6
5.       
Benar skor 6, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 1
6
Pedoman penskoran
Skor tertinggi 30
Nilai Akhir  =     Skor diperoleh  x 100
                        Skor maksimal








Penilaian ketrampilan
Penilaian saat medemostrasikan tata cara mengucapkan kalimat thayyibah
No
Nama
Kebenaran tata cara mengucap salam
Kefasihan mengucap salam
Nilai
1
Ahmad



2
Alfi



3
Budi




Pedoman penskoran:
 i.     Skor 4 jika Kebenaran tata cara mengucap salam, Kefasihan mengucap salam sangat baik.
ii.     Skor 3 jika Kebenaran tata cara mengucap salam, Kefasihan mengucap salam baik.
iii.     Skor 2 jika Kebenaran tata cara mengucap salam, Kefasihan mengucap salam kurang baik.
iv.     Skor 1 jika Kebenaran tata cara mengucap salam, Kefasihan mengucap salam cukup.

                         Skor perolehan
Nilai =  ----------------------  x 4
                          Skor maksimal

Dari penilaian hasil dapat dilihat bahwa Kurikulum 2013 berusaha menilai hasil siswa seluruh aspek nya. Dalam buku guru cara-cara menilai afektif dan psikomotor sudah dituliskan cara menilainya, tinggal bagaimana guru melaksanakannya.

BAB II
PENUTUP

Mata Pelajaran Aqidah Akhlak berusaha untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing) terutama dalam aspek akidah (tauhid) dan akhlak, terampil melakukan ajaran Islam (doing), dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being) sehingga mencerminkan ajaran agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Ada empat landasan (dasar) utama pentingnya pengembangan kurikulum, yakni: 1). Landasasan Filosofis, 2). Landasan Psikologis, 3). Landasan Sosial, dan 4). Landasan Iptek.
Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, secara lebih spesifik, mata pelajaran Akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi empat aspek yaitu aspek akidah (keimanan), aspek akhlak, aspek adab Islami, dan aspek keteladanan. Dalam menentukan suatu pendekatan dalam belajar mengajar, guru harus memilih pendekatan yang berpusat pada aktivitas guru (teacher centered) atau pendekatan yang berpusat pada aktivitas siswa (student centered). Beberapa pendekatan dalam pembelajaran Aqidah akhlak antara lain: 1. Pendekatan Keimanan, 2. Pendekatan Pengalaman, 3. Pendekatan Pembiasaan, 4. Pendekatan Rasional, 5. Pendekatan Emosional, 6. Pendekatan Fungsional, 7. Pendekatan Keteladanan.
Dalam dimensi proses merupakan implementasi dari apa yang telah digagas dan dituangkan dalam program tertulis, adakalanya dalam proses muncul hal-hal baru, merubah dan meniadakan apa yang telah digagas dan diprogramkan secara tertulis tersebut dikarenakan ada situasi dan kondisi yang mengharuskan dilakukannya perubahan.
Penilaian  untuk pembelajaran Aqidah Akhlak di MI pada Kurikulum 2013 menggunakan jenis penilaian autentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.

Aziz, Hamka Abdul. Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati. Jakarta Selatan: Al-Mawardi Prima, 2011.

Hasan, S. Hamid. Evaluasi Kurikulum. Cet. ke-2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah.

Khalimi. Pembelajaran Akidah Akhlak. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2009.

Prastowo, Andi. Pembelajaran Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan Agama Di Sekolah/Madrasah. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015.

Rifai, Muhammad. Sosisologi pendidikan. Yogyakarta: Arruz Media, 2011.

Sabda, Syaifuddin. Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Sainstek Dengan Imtaq: Sebuah Model Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Sainstek Di Sekolah/Madrasah. Banjarmasin: Antasari Press, 2009.

Shofan, Moh. Pendidikan Berparadigma Profetik; Upaya Konstruksif  Membongkar Dikotomi Sistem pendidikan Islam. Yogyakarta: Ircisod, 2004.

Sudjana, Nana. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya, Rosdakarya, 2011.

Sriwiyana, Sa’dun Akbar dan Hadi. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Media, 2010.




[1]Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan Agama Di Sekolah/Madrasah (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), h. 155.

[2]Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati (Jakarta Selatan: Al-Mawardi Prima, 2011), h. 204.

[3]Khalimi, Pembelajaran Akidah Akhlak (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2009), h. 51.

[4]Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 82.
[5]Sa’dun Akbar dan Hadi Sriwiyana, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Yogyakarta: Cipta Media, 2010), h. 21.

[6]Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: Sinar Baru Algensido, 2002), h. 10.

[7]Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15.

[8]Muhammad Rifai, Sosiologi Pendidikan (Yogyakarta: Arruzz Media, 2011), h. 20.
[9]Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik…, h. 161-162.
[10]keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah, h. 35.
[11] Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran (Surabaya: Rosda, 2011), h. 20.

[12] Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik…, hal. 169-185.

[13]Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik; Upaya Konstruksif  Membongkar Dikotomi Sistem pendidikan Islam (Yogyakarta: Ircisod, 2004), h. 60.

[14]S. Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. ke-2, h. 123.

[15]Syaifuddin Sabda, Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Sainstek Dengan Imtaq: Sebuah Model Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Sainstek Di Sekolah/Madrasah (Banjarmasin: Antasari Press, 2009), h. 22.
[16]Syaifuddin Sabda, Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi…, h. 24.

[17]Ibid.hal. 25.
[18]Ibid., h. 26.

[19]S. Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum,…, h.131.

1 komentar: