REVISI MAKALAH DOSEN
PENGASUH
Telaah Kurikulum
Prof. Dr. H.
Syaifuddin Sabda, M. Ag
Pendidikan Islam
TELAAH KURIKULUM
AQIDAH AKHLAK MI
Oleh:
Syarifah Sofia Ulfah NIM.1502521464
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
ANTASARI
PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016 BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan tujuan pendidikan Islam sangatlah
relevan dengan rumusan tujuan Pendidikan Nasional. Rumusan tujuan Pendidikan
Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, dan mempunyai rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mengembangkan
potensi peserta didik menuju kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat. Adapun tujuannya adalah mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara
Kurikulum Aqidah Akhlak merupakan salah satu
mata pelajaran yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asmau’ul
husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan
akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan
cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aqidah Akhlak bukan hanya mengajarkan
pengetahuan tentang agama, akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa
agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya dihiasi dengan
akhlak yang mulia dimanapun berada. Makalah ini berupaya membahas tentang kurikulum
Aqidah Akhlak yang mencakup pengertian, tujuan, materi, strategi dan evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akidah-Akhlak
Istilah “akidah-akhlak” berasal dari dua kata
yaitu “akidah” dan “akhlak”. Secara harfiah, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata “akidah” berarti “kepercayaan dasar atau keyakinan pokok”,
sedangkan kata “akhlak” berarti “budi pekerti atau kelakuan”.[1]
Thoha, dkk., mengungkapkan pula bahwa kata “aqoid”
merupakan jamak dari “akidah” yang berarti “kepercayaan”. Maksudnya adalah
hal-hal yang diyakini oleh orang-orang Islam. Artinya, orang-orang Islam
menetapkan atas kebenarannya seperti disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis Nabi
Muhammad SAW. dalam hal ini, akidah Islamiyah sendiri selalu berkaitan dengan iman,
seperti: iman kepada Allah SWT., Malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab-Nya,
Rasul-rasul-Nya, dan- hari Akhir (hari kiamat).
Kemudian, Aziz memaknai akhlak adalah sebagai
proyeksi hidup manusia dalam mencerminkan peranan sifat-sifat Allah sebagai ‘abdillah
untuk mengemban amanah Sang Khaliq atau memerankan sifat-sifat Khaliq
yang ada dalam diri setiap makhluk yang dapat menciptakan segala sesuatu dari
diri manusia.[2]
Sementara itu, aqidah akhlak sebagai salah
satu mata pelajaran atau materi yang diajarkan di madrasah atau sekolah adalah
usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing)
terutama dalam aspek akidah (tauhid) dan akhlak, terampil melakukan
ajaran Islam (doing), dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari (being) sehingga mencerminkan ajaran agama Islam yang rahmatan
lil ‘alamin.[3]
a). Tujuan
Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
Dalam kerangka dasar kurikulum, tujuan
mempunyai peranan yang sangat penting, karena akan mengarahkan dan memengaruhi
komponen-komponen kurikulum yang lainnya. Berdasarkan hierarki tujuan, tujuan pendidikan
nasional merupakan tujuan yang menduduki posisi paling tinggi, sehingga menjadi
“payung” bagi tujuan-tujuan di bawahnya. Tujuan pendidikan suatu negara dan
merupakan penjabaran dari tujuan negara atau falsafah negara, karena pendidikan
merupakan alat untuk mencapai tujuan negara.[4]
Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung
oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang
lebih khusus yaitu tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA) maupun pendidikan nonformal (lembaga kursus, pesantren). Kemudian
tujuan kurikuler yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi atau
mata pelajaran, seperti bidang studi Agama Islam, IPA, IPS, Matematika, Bahasa
Indonesia, dan sebagainya.
Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan
penghayatan terhadap al-asma’ al-husna, serta penciptaan suasana
keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami
melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Secara substansial mata pelajaran Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlakul
karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi
dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. Al-akhlak al-karimah
ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak
negatif era globalisasi dan krisis multi dimensional yang melanda bangsa dan
Negara Indonesia. Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat:
a. Menumbuhkembangkan aqidah
melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,
pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari
akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun
sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.
(a). Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum
Paling tidak ada empat landasan (dasar) utama pentingnya
pengembangan kurikulum, yakni:[5]
1). Landasan Filosofis
Dalam pengertian umum filsafat adalah cara berfikir yang radikal dan
menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.[6]
Filsafat mencoba menelaah tentang tiga pokok
persoalan, yakni hakikat benar-salah (logika), hakikat baik-buruk (etika) dan
hakikat indah-jelek (estetika). Pandangan hidup manusia mencakup tiga aspek
tersebut. Dalam hubungannya dengan kurikulum ketiga pandangan tersebut sangat
diperlukan, terutama dalam menetapkan arah dan tujuan pendidikan.
2). Landasan Psikologis
Pada dasarnya psikologi merupakan dasar-dasar
pemahaman pengkajian sesuatu dari sudut karakteristik dan perilaku manusia,
khususnya manusia sebagai individu.[7]
Psikologi diperlukan dalam menentukan
isi/materi pembelajaran yang diberikan kepada anak didik agar tingkat keluasan
dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Karena materi
pelajaran dan proses belajar mengajar itu harus sejalan dengan perkembangan
anak didik.
3). Landasan Sosial
Secara etimologis, sosiologi berasal dari dua
kata Latin yaitu socius artinya teman, sahabat, kawan: dan logos artinya
ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman, berkawan,
bersahabat, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat.[8]
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk
mempersiapkan peserta didik hidup dalam kehidupan masyarakat. Asumsinya adalah
peserta didik berasal dari masyarakat, dididik oleh masyarakat, dan harus
kembali kemasyarakat.
4). Landasan Iptek
Teknologi pada hakikatnya adalah penerapan
ilmu pengetahuan. Teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan budaya
manusia. Teknologi banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Tujuannya
adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang efektif, efisien, dan sinergis
terhadap pola perilaku manusia.
Implikasinya adalah pengembangan kurikulum
harus dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik
untuk lebih banyak menghasilkan teknologi baru sesuai dengan perkembangan zaman.
(b)
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip merupakan sesuatu yang mesti kita pegangi, dalam
hal pengembangan kurikulum kita mesti berpegang pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1.
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan
lingkungannya.
2.
Beragam dan terpadu
3.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni
4.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5.
Menyeluruh dan berkesinambungan
6.
Belajar sepanjang hayat
7.
Seimbang antara kepentingan Nasional dan
kepentingan daerah.
b). Materi
dan Ruang lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
Isi/materi kurikulum pada hakikatnya adalah
semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Logika: yaitu pengetahuan tentang benar salah
b. Etika: yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai, dan moral
c. Estetika: yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seni.
Kemudian pemilihan isi kurikulum
dipertimbangkan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
b. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
c. Bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa, dan negara,
baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan dating.
d. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, secara lebih spesifik, mata pelajaran
Akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi empat aspek yaitu aspek akidah
(keimanan), aspek akhlak, aspek adab Islami, dan aspek keteladanan.[9]
a)
Aspek Akidah
(1)
Kalimat Thayyibah sebagai materi pembiasaan,
meliputi: bacaan Tahlil, Basmalah, Tahmid, Tasbih, Takbir, Ta’awud, Salam,
Shalawat, Tarji’, Istigfar, dan sebagainya.
(2)
Al-asma al-Husna sebagai materi pembiasaan, meliputi Al-ahad,
al-Hamid, asy-Syakur, al-Qudus, ash-Shomad, al-‘Adhim, al-Karim, al-Kabir,
al-Malik, dan sebagainya.
(3)
Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana
melalui kalimat Thoyyibah, al-Asma al-Husna dan pengenalan terhadap shalat lima
waktu sebagai manisfetasi iman kepada Allah.
(4)
Meyakini rukun iman (Iman kepada Allah,
Malaikat, Kitab, Rasul dan hari akhir serta Qadla dan Qadar Allah).
b)
Aspek Akhlak
(1)
Pembiasaan akhlakul karimah, yaitu: disiplin,
hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati,
jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat
dan patuh, siddiq, amanah, tablig, fathonah, tanggung jawab, adil,
bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimistis, qona’ah, tawakal,
kesederhanaan, toleransi, dan cinta.
(2)
Menghindari akhlak sayi’ah (madzmumah)
secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup
kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri,
dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, marah, fasik dan
murtad.
c)
Aspek adab Islami
(1)
Adab terhadap diri sendiri, yaitu adab mandi,
tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan-minum,
belajar dan bermain.
(2)
Adab terhadap Allah, yaitu adab di masjid,
mengaji, dan beribadah.
(3)
Adab kepada sesama, yaitu kepada orang tua,
saudara, guru, teman, dan tetangga serta manusia secara umum, baik satu agama
ataupun tidak.
(4)
Adab terhadap lingkungan, yaitu kepada
binatang dan tumbuhan, di tempat umum dan di jalan.
d) Aspek Kisah Teladan
Aspek ini meliputi: kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan Nabi Sulaiman dengan
tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW.
Nabi Ismail, Kan’an, kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf as., Tsa’labah,
Masithah, Ulul Azmi, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi
Yunus dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat
terhadap isi materi yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan dalam
standar kompetensi, tapi ditampilkan dalam kompetensi dasar dan indikator.
Ada sejumlah materi Akidah Akhlak di SD/MI dari kelas I-VI dalam kompetensi
dasar mata pelajaran PAI SD/MI berdasarkan kurikulum 2013. Materi-materi
tersebut di antaranya.
1.
Kelas I yaitu: Rukun Iman, Syahadat Tauhid dan Rasul, Asmaul Husna 1 (اَلْوَا حِدُ, اَلْخَا لِقُ), Berakhlak Terpuji dan Beradab
Islami, Akhlak Tercela 1 (Hidup Kotor, Bohong atau Dusta, Berbicara Kotor),
Kalimat Tayibah (Basmalah), Asmaul Husna 2 (اَلرَّحْمَنُ, اَلرَّحِيْمُ, اَلسَّمِيْعُ), Adab Islami 1 (Adab Terhadap Orang tua, Guru dan Teman).
2.
Kelas II yaitu: Kalimat Tayibah (اَلْحَمْدُلِلهِ), Asmaul Husna (اَلرَّزَّاقُ, اَلْمُغْنِيُّ, اَلْحَمِيْدُ, اَلْشَّكُوْر), Berakhlak Terpuji dan Beradab Islami (Berakhlak Terpuji dan
Beradab Islami), Kalimat Tayibah (سُبْحا نَ اللهِ), Asmaul Husna (اَلْقُدُّوْسُ, اَلصَّمَدُ, اَلْمُهَيْمِنُ, ), dan Akhlak Tercela (Pemalas).
3.
Kelas III yaitu: Kalimat Tayibah (مَا شَآءَاللهُ, سُبْحَانَ اللهُ,
اَعُوْذُبِااللهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ), Asmaul Husna (اَلْبَاطِنُ, اَلْوَلِيُّ, اَلْمُجِيْبُ, اَلْوَهَّا بُ), Makhluk Gaib selain Malaikat (Jin, Setan), Akhlak Terpuji
(Rukun dan Tolong Menolong; Akhlak Terhadap Saudara), Akhlak Tercela (Khianat,
Dengki, dan Iri).
4.
Kelas IV yaitu: Kalimat Tayibah (اِنَّا لِلهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ), Asmaul Husna (اَلْمُؤْمِنُ, اَلْعَظِيْمُ, اَلْهَادِيْ, اَلْعَدْلُ, اَلْحَكَمُ), Beriman Kepada Kitab-kitab Allah, Akhlak Terpuji (Hormat dan Patuh;
Tabah dan Sabar Menghadapi Cobaan Melalui Kisah Masyitah; Salam), Akhlak
Tercela (Kisah Tsa’labah, Akhlak Tercela yang Dimiliki Tsa’labah, Munafik),
Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah.
5.
Kelas V yaitu: Kalimat Tayibah (اَ اللهُ اَ كْبَرُ, اَلْحَمْدُلِلهِ), Beriman Kepada Hari Kiamat, Akhlak Terpuji (Optimis, Qana’ah,
dan Tawakkal; Adab di Tempat Ibadah dan Tempat Umum; Teguh Pendirian dan
Dermawan(; Hidup Bertetangga dan Bermasyarakat; dan Akhlak Tercela
(Kikir, Serakah, dan Kisah Al-Qur’an), Asmaul Husna (اَلْمُحْيِيْ, اَلْمُمِيْتُ, اَلْبَا قِيْ), Kalimat Tayibah II (اِنَّا لِلهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ).
6.
Kelas VI yaitu: Kalimat Tayibah (اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمُ), Asmaul Husna (اَلْقَوِيُّ, اَلحَكِيْمُ, اَلْمُصَوِّرُ, اَلْقَادِرُ), Beriman Kepada Takdir
Allah, Akhlak Terpuji (Tanggung Jawab, Adil, Bijaksana, Sabar, Tobat, Akhlak
terhadap Binatang dan Tumbuhan), Akhlak Tercela (Marah, Fasik, Murtad), Asmaul
Husna II (اَلْغَفُوْرُ, اَلْعَفُوُّ,
اَلصَّبُوْرُ, اَلْحَلِيْمُ).
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Akidah Akhlak
pada Madrasah Ibtidaiyah
Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor
165 Tahun 2014 bahwa setelah menjalani proses pembelajaran secara integral,
lulusan Madarasah Ibtidaiyah diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut: [10]
MADRASAH IBTIDAIYAH
|
|
DIMENSI
|
KUALIFIKASI KEMAMPUAN
|
Sikap
|
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
|
Pengetahuan
|
Memiliki pengetahuan factual dan konseptual berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
|
Keterampilan
|
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
|
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata
pelajaran Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah meliputi mengenal dan meyakini
rukun iman kepada Allah sampai dengan iman kepada Qada dan Qadar melalui
pembiasaan dalam mengucapkan kalimat-kalimat thayibah, pengenalan, pemahaman
sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al-asma’ al-husna, serta
pembiasaan dalam pengalaman akhlak terpuji dan adab Islami serta menjauhi
akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari.
c). Strategi (Pendekatan dan Metode) Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak
Menurut Suyono, Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam
proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan
sumber belajar dan penilaian (assasmen) agar pembelajaran lebih efektif
dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.[11]
Pendekatan Pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran. Dalam
menentukan suatu pendekatan dalam belajar mengajar, guru harus memilih
pendekatan yang berpusat pada aktivitas guru (teacher centered) atau pendekatan yang berpusat pada aktivitas
siswa (student centered). Apabila
guru menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru, maka pembelajaran menjadi
monoton. Namun apabila pendekatan yang digunakan berpusat pada siswa, maka
pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi siswa. Jadi, pendekatan
pembelajaran adalah pandangan objektif seorang guru terhadap pembelajaran.
Beberapa pendekatan dalam pembelajaran Aqidah
akhlak antara lain: 1. Pendekatan Keimanan, 2. Pendekatan
Pengalaman, 3. Pendekatan Pembiasaan, 4. Pendekatan Rasional, 5. Pendekatan
Emosional, 6. Pendekatan Fungsional, 7. Pendekatan Keteladanan.
Syamsuddin Yahya. Ia menyebutkan secara
spesifik lima metode yang cocok untuk pembelajaran Akidah, yaitu:[12]
1). Metode Bercerita. 2). Metode Ceramah, 3). Metode Tanya Jawab, 4). Metode
Sosiodrama, 5) Metode Demonstrasi.
d). Evaluasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses
yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian
kompetensi peserta didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang
pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan melalui
berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
projek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta
didik (portfolio), dan penilaian
diri.
B. Analisis Telaah Kurikulum 2013
Akidah Akhlak MI : Ide, Dokumen, Proses, dan Hasil
1.
Kajian Ide Kurikulum 2013 Mata pelajaran Akidah Akhlak
Mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah
Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan
dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta
pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat
dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk
jenjang pendidikan berikutnya.
Dengan demikian, dalam perspektif ide, mata
pelajaran Aqidah Akhlak di MI sesungguhnya berupaya membentuk peserta didik
menjadi insan kamil sejak dini. Yang jelas tujuan pendidikan
Islam merupakan usaha dalam membangun manusia yang utuh dalam rangka
pembentukan kepibadian, moralitas, sikap ilmiah dan keilmuan, kemampuan
berkarya, profesionalisasi sehingga mampu menunjukkan iman dan amal shaleh
sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan kehidupan.[13]
2.
Kajian Dokumen
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kurikulum sebagai dokumen didasari pada ide kurikulum dan
ketetapan mengenai standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL). SKL Satuan
Pendidikan diperlukan untuk membangun tujuan yang akan dicapai oleh kurikulum
satuan pendidikan secara keseluruhan. SKL mata pelajaran diperlukan untuk
mengembangkan tujuan mata pelajaran terkait. Kurikulum sebagai dokumen didasari
pada ide kurikulum dan ketetapan mengenai standar isi dan standar kompetensi
lulusan (SKL). SKL Satuan Pendidikan diperlukan untuk membangun tujuan yang
akan dicapai oleh kurikulum satuan pendidikan secara keseluruhan. SKL mata
pelajaran diperlukan untuk mengembangkan tujuan mata pelajaran terkait.[14]
Menurut Syaifuddin Sabda dokumen kurikulum atau kurikulum dalam bentuk tertulis
ini merupakan penulisan segenap idea atau gagasan yang telah digagas.[15]
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Aqidah
Akhlak pada MI untuk kelas I, II, IV, dan V yang menggunakan kurikulum 2013
sebagai berikut:
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Menerima dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya.
|
1.1
Meyakini rukun iman.
1.2
Meyakini syahadatain.
1.3
Meyakini Allah SWT.Yang Esa (al-Ahad) dan maha Pencipta(al-Khaliq).
1.4
Menerima ketentuan hidup bersih, kasih sayang, dan rukun.
1.5
Menerima adab mandi dan berpakaian.
1.6
Menerima ketentuan menghindari hidup kotor.
|
2. Memiliki
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
|
2.1 Membisakan berperilaku yang merefleksikan
orang yang beriman.
2.2 Membiasakan berperilaku bertauhid.
2.3 Membiasakanhidup bersih, kasih sayang, dan
rukun dalam kehidupan sehari-hari.
2.4 Membiasakan perilaku adab mandi dan
berpakaian.
2.5 Membiasakan diri untuk menghindari hidup
kotor dalam kehidupan sehari-hari.
|
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
|
3.1 Mengenal
enam rukun iman.
3.2 Mengenal dua kalimah syahadat
sebagai bagian dari rukun Islam yang pertama.
3.3 Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang
terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Ahad dan al-Khaliq)
melalui kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhannya.
3.4 Memahami
perilaku akhlak terpuji hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan
sehari-hari.
3.5 Memahami adab
mandi dan berpakaian.
3.6 Menjelaskan akhlak tercela hidup kotor dalam
kehidupan sehari-hari dan cara menghindarinya.
|
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
|
4.1 Menunjukkan perilaku beriman kepada
enam rukun iman.
4.2 Melafalkan
dua kalimahsyahadat dan artinya.
4.3 Melafalkan sifat-sifat Allah SWT. al-Ahad
dan al-Khaliq dan maknanya.
4.4 Mendemonstrasikan tata cara berpakaian
secara Islami.
4.5 Menunjukkan perilaku hidup bersih, kasih
sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
4.6 Menceritakan cara-cara menghindari hidup
kotor dalam kehidupan sehari-hari.
|
KELAS I SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Menerima dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya.
|
1.1 Meyakini Allah SWT. melalui kalimat Tayyibah
(Basmalah).
1.2 Meyakini Allah SWT. sebagai Ar-Razzaq,
al-Hamid, dan as-Syakur.
1.3 Menerima
ketentuan adab belajar, bermain, makan dan minum.
1.4 Menerima nilai
keramahan dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan
sehari-hari.
1.5. Menerima
ketentuan untuk menghindari berbicara kotor dan bohong/dusta, dalam kehidupan
sehari-hari.
|
2. Memiliki
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
|
2.1 Terbiasa membaca Basmalah setiap memulai aktivitas.
2.2 Mencontoh sifat Allah ar-Razzaq,
al-Hamid, dan as-Syakur.
2.3 Memiliki adab dalam belajar, bermain, makan
dan minum.
2.4 Membiasakan
sikap ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam
kehidupan sehari-hari.
2.5. Membiasakan diri untuk menghindari akhlak
tercela berbicara kotor dan bohong/dusta, dalam kehidupan sehari-hari.
|
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
|
3.1 Mengetahui kalimat tayyibah (Basmalah).
3.2 Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang
terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur
3.3 Memahami
adab belajar, bermain, makan dan minum.
3.5 Memahami sikap
ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
3.6 Menjelaskan
akhlak tercela berbicara kotor dan bohong/dusta dalam kehidupan sehari-hari.
|
4. Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
4.1 Melafalkan kalimat tayyibah (Basmalah).
4.2 Melafalkan ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur
dan artinya.
4.3 Menunjukkan
adab belajar dan bermain secara Islami.
4.4 Mendemonstrasikan
adab makan dan minum secara Islami.
4.4 Menyimulasikan
sikap ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan
sehari-hari.
4.5
Menyajikan contoh sikap berbicara kotor dan bohong/dusta dalam
kehidupan sehari-hari.
|
KELAS II SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
|
1.1 Meyakini Allah SWT. melalui kalimat tayyibah
(Hamdalah).
1.2 Meyakini Allah SWT. Sebagai ar-Razzaq,
al-Hamid, dan as-Syakur.
1.3 Mengakui adanya Allah SWT. melalui
dalil aqli
1.4 Menerima nilai syukur nikmat, hidup
sederhana, dan rendah hati.
1.5 Menerima adab bersin dalam kehidupan
sehari-hari
1.6 Menerima ketentuan untuk menghindari sifat
sombong dalam kehidupan sehari-hari.
|
2.
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
|
2.1 Terbiasa membaca kalimat tayyibah
(Hamdalah) setiap menerima kebaikan.
2.2 Membiasakan diri mencontoh sifat ar-Razzaq,al-hamid,
dan asy-Syakur.
2.3 Membiasakan diri perilaku dengan
merasakan adanya Allah SWT. melalui dalil aqli.
2.4 Memiliki perilaku syukur nikmat, hidup
sederhana, dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari
2.5 Membiasakan adab bersin.
2.6 Menghindari sifat sombong dalam kehidupan
sehari-hari.
|
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
|
3.1 Mengetahui kalimat tayyibah (Hamdalah).
3.2 Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang
terkandung dalam al-Asma’ al-Husna ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur.
3.3 Mengenal Allah SWT. melalui dalil aqli.
3.4 Memahami sikap syukur nikmat, hidup
sederhana, dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.
3.5 Mengetahui adab ketika bersin dalam
kehidupan sehari-hari.
3.6 Menjelaskan sikap sombong dan cara
menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.
|
4. Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
4.1 Melafalkan kalimat tayyibah(Hamdalah).
4.2 Melafalkan al-Asma’ al-Husna ar-Razzaq, al-Hamid, dan as-Syakur.
dan artinya.
4.3
Menyajikan dalil aqli tentang mengenal Allah
4.4
Menunjukkan sikap syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati
dalam kehidupan sehari-hari.
4.5
Mendemonstrasikan adab ketika bersin.
4.6
Menceritakan cara menghindari sifat sombong dalam kehidupan
sehari-hari.
|
KELAS II SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
|
1.1 Meyakini
Allah SWT. melalui kalimat tayyibah(Tahlil).
1.2 Meyakini
Allah SWT sebagai al-Quddus, as-samad, al-Muhaimin, dan al-Badi‘.
1.3 Menerima
nilai jujur, rajin, dan percaya diri.
1.4 Menerima
ketentuan adab belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari.
1.5 Menerima
ketentuan untuk menghindari sifat malas.
|
2. Memiliki
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
|
2.1 Meyakini Allah
SWT. melalui kalimat tayyibah(Tahlrl).
2.2 Mencontoh
sifat Allah SWT. sebagai al-Quddus, as-samad, al-Muhaimin, dan al-Badi‘.
2.3 Terbiasa
berperilaku jujur, rajin, dan percaya diri.
2.2 Terbiasa
beradab ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari.
2.3 Menghindari
sifat malas.
|
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
|
3.1 Mengetahui
kalimat tayyibah(Tahlil).
3.2 Mengenal sifat-sifat
Allah SWT. yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Quddus,
as-samad, al-Muhaimin, dan al-Badi‘).
3.3 Memahami
perilaku jujur, rajin, dan percaya diri.
3.4 Memahami sikap yang
baik ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari.
3.5 Menjelaskan
sikap malas dan cara menghindari-nya.
|
4. Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
4.1 Melafalkan
kalimat tayyibah(Tahlil)dan maknanya.
4.2
Melafalkan al-Asma’ al-Husna (al-Quddus, as-samad,
al-Muhaimin, dan al-Badi‘) dan artinya.
4.3
Mencontohkan perilaku jujur, rajin, dan percaya diri.
4.4
Mensimulasikan adab yang baik ketika belajar, mengaji, dan bermain
dalam kehidupan sehari-hari.
4.5
Menceritakan contoh sikap malas dalam kehidupan sehari-hari.
|
KELAS IV SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
|
1.1 Meyakini
kekuasaan Allah SWT. melalui kalimat tayyibah La Haula Wala Quwwata Illa
Billahil-A’liyyil-Adzim (Hauqalah).
1.2 Meyakini Allah
SWT sebagai al-Mu’min, al-Azhim, al-Hadi, al-‘Adl, dan al-Hakam..
1.3 Meyakini
adanya kitab-kitab Allah SWT.
1.4 Menghayati sifat hormat dan patuh dalam
kehidupan sehari-hari.
1.5 Memiliki
sikap tabah dan sabar dalam
menghadapi cobaan sebagai implementasi
dalam meneladani kisah Masyitah.
1.6 Memiliki
sikap menghindari kufur nikmat sebagai implementasi menghindari dari
kisah Tsa’labah.
|
2. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya .
|
2.1 Terbiasa
membaca kalimat tayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billahil-A’liyyil-Adzim
(Hauqalah). sesuai ketentuan
syar’i.
2.2 Mencontoh
sifat Allah SWT sebagai al-Mu’min, al-Azhim, al-Hadi, al-‘Adl, dan al-Hakam.
2.3 Menerima
adanya kitab-kitab Allah SWT.
2.4 Memiliki sikap hormat dan patuh dalam
kehidupan sehari-hari.
2.5 Memiliki
sikap tabah dan sabar dalam
menghadapi cobaan sebagai implementasi
dalam meneladani kisah Masyitah.
2.6 Memiliki
sikap menghindari kufur nikmat sebagai implementasi menghindari dari
kisah Tsa’labah.
|
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
|
3.1 Mengetahui
kalimat Tayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billahil-A’liyyil-Adzim
(Hauqalah).
3.2 Mengenal
sifat-sifat Allah SWT. yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna al-Mu’min, al-Azhim, al-Hadi, al-‘Adl,
dan al-Hakam.
3.3 Mengetahui
adanya kitab-kitab Allah SWT. sebagai implementasi dari pengamalan rukun Iman
ke-3 (tiga).
3.4 Memahami sikap
hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
3.5 Mendeskripsikan
sikap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan dalam kisah Masyitah.
3.6 Mendeskripsikan
kisah Tsa’labah sebagai implementasi dalam menghindari sifat tercela
kufur nikmat.
|
4. Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
4.1 Melafalkan
kalimat tayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billahil-A’liyyil-Adzim
(Hauqalah) dan maknanya.
4.2 Melafalkan
al-Asma’ al-Husna (al-Mu’min, al-Azhim, al-Hadi, al-‘Adl, dan al-Hakam)
dan artinya.
4.3 Menceritakan
kitab-kitab Allah SWT. beserta nabi yang menerimanya.
4.4 Menyimulasikan
sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
4.5 Menyimulasikan
sikap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan sebagai
implementasi dalam meneladani kisah
Masyitah.
4.7 Menceritakan
kisah Tsa’labah sebagai bentuk menghindari akhlak tercela kufur nikmat.
|
KELAS IV SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
|
1.1 Meyakini Allah
SWT. melalui kalimat tayyibah(As-salamu‘alaikum).
1.2 Meyakini Allah
SWT. sebagai as-Salam, dan al- Latif.
1.3 Meyakini
adanya nabi dan rasul Allah SWT.
1.4 Menghayati
adab bertamu dan berteman dalam kehidupan sehari-hari.
1.5 Menolak
sifat munafik.
|
2.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
|
2.1 Terbiasa
mengucapkan salam sesuai ketentuan syar’i.
2.2 Mencontoh
sifat Allah SWT. sebagai as-Salam, dan al- Latiif.
2.3 Menerima
dengan tulus adanya nabi dan rasul Allah SWT.
2.4 Terbiasa
beradab dalam bertamu dan berteman dalam kehidupan sehari-hari.
2.5 Menghindari
sifat munafik.
|
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
|
3.1 Mengetahui
kalimat tayyibah (As-salamu‘alaikum).
3.2 Mengenal
sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (as- Salam,
dan al-Latiif).
3.3 Menjelaskan
nama-nama nabi, Rasul Allah SWT. dan Ulul Azmi, serta sifat-sifat nabi dan
rasul.
3.4 Menjelaskan
adab bertamu dan berteman dalam kehidupan sehari-hari.
3.5 Menjelaskan
sifat munafik, dampak negatif dan cara menghindarinya.
|
4. Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
4.1 Mendemonstrasikan
cara mengucapkan salam sesuai ketentuan syar’i.
4.2 Melafalkan
kalimah as-Salam, dan al- Latif.
4.3 Menyajikan
peta konsep nama-nama nabi, rasul Allah SWT. dan Ulul Azmi, serta sifat-sifat
nabi dan rasul.
4.4 menyimulasikan
adab dalam bertamu dan berteman dalam kehidupan sehari-hari.
4.5 menceritakan
dampak negatif sifat munafik.
|
KELAS V
SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya
|
1.1
Meyakini kebesaran Allah SWT. melalui kalimat thayyibah
(Alhamdulillaah dan Allaahu Akbar).
1.2
Meyakini Allah SWT. sebagai ar-Razzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur,
al-Mughni
1.3
Meyakini
adanya hari akhir (kiamat).
1.4
Menghayati
akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.
1.5
Menghayati
sikap teguh pendirian dan dermawan, optimis, qanaa’ah, dan tawakkal
dalam kehidupan sehari-hari
|
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah
air
|
2.1
Terbiasa membaca kalimat Thayyibah (Alhamdulillaah dan Allaahu Akbar). Sesuai ketentuan
syar’i
2.2
Mencontoh sifat Allah SWT. sebagai ar-Razzaaq, al-Fattaah,
asy-Syakuur, al-Mughni
2.3
Menunjukkan prilaku orang yang beriman pada hari akhir (kiamat).
2.4
Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.
2.5
Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan, optimis, qanaa’ah, dan
tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.
|
3. Memahami pengetahuan
faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
|
3.1 Memahami Allah SWT. melalui kalimat thayyibah
(Alhamdulillaah dan Allaahu Akbar).
3.2 Mengenal Allah SWT. melalui sifat-sifat
Allah swt. yang terkandung dalam al-Asmaa al-Husnaa (ar-Razzaaq,
al-Fattaah, asy-Syakuur, al-Mughnii).
3.3 Memahami hikmah beriman kepada hari akhir
(kiamat)
3.4 Mengetahui akhlak yang baik ketika di tempat
ibadah dan tempat umum.
3.5
Memahami sikap teguh pendirian dan dermawan, optimis, qanaa’ah,
dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.
|
4. Menyajikan pengetahuan
faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
|
4.1. Melafalkan kalimat thayyibah
(Alhamdulillaah dan Allaahu Akbar).
4.2. Melafalkan al-Asmaa
al-Husnaa (ar-Razzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, al-Mughni) dan ma’nanya.
4.3. Menyajikan contoh perilaku akhlak mulia sebagai implementasi
hikmah beriman kepada hari akhir (kiamat).
4.4. Mensimulasikan akhlak
yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.
4.5 Menyajikan
contoh sikap teguh pendirian dan dermawan, optimis, qanaa’ah, dan tawakkal
dalam kehidupan sehari-hari.
|
KELAS V
SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya
|
1.1 Meyakini
Allah SWT melalui kalimat thayyibah(Tarji’)
1.2 Meyakini
Allah SWT sebagai al-Muhyii, al-Mumiit dan al-Baaqii.
1.3 Menghayati
akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
1.4
Menghayati ketentuan untuk menghindari sifat pesimis, bergantung,
serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari
1.5 Menghaayati ketentuan untuk menghindari
sifat kikir dan serakah
|
2.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya serta cinta anah air
|
2.1
Terbiasa
mengucapkan kalimat thayyibah(Tarji’) sesuai ketentuan syar’i
2.2
Mencontoh
sifat Allah SWT sebagai al-Muhyii, al-Mumiit dan al-Baaqii.
2.3
Membiasakan
akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
2.4
Membiasakan
diri untuk menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa
dalam kehidupan sehari-hari
2.5
Membiasakan
diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah
|
3.
Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah dan tempat bermain
|
3.1 Mengenal
Allah SWT melalui kalimat thayyibah (Tarji’)
3.2 Mengenal
Allah SWT melalui sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam al-Asmaa
al-Husnaa (al-Muhyii, al-Mumiit dan al-Baqii).
3.3 Memahami akhlak yang baik dalam hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
3.4 Memahami
akhlak tercela pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dan cara
menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.
3.5 Mengetahui sifat kikir dan serakah melalui
kisah Qorun dan cara menghindarinya dalam kehidupan sehari- hari.
|
4.
Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam
bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
|
4.1 Melafalkan kalimat thayyibah (Tarji’) dan
maknanya.
4.2 Melafalkan
sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam al-Asmaa al-Husnaa (al-Muhyii,
al-Mumiit dan al-Baaqii).
4.3 Mensimulasikan akhlak yang baik dalam hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
4.4 menyajikan contoh cara menghindari sifat
pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari.
4.5 Menceritakan
kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam
kehidupan sehari-hari.
|
3.
Kajian Proses
Kurikulum 2013 Mata pelajaran Akidah
Akhlak
Kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses)
terkadang disebut juga dengan real curriculum
(kurikulum sesungguhnya), actual
curriculum (kurikulum yang nyata), functional
curriculum (kurikulum yang terlaksana), dan operational curriculum (kurikulum yang dilaksanakan).[16]
Istilah implementasi kurikulum sering
disamakan dengan pembelajaran (Instruction).
Dalam bahasa lain menurut Syaifuddin Sabda sebuah kurikulum yang ada pada ide
atau gagasan yang kemudian dituangkan dalam bentuk rancangan tertulis,
kelanjutannya diimplementasikan. Dengan demikian menurut beliau implementasi
(proses) adalah merupakan pelaksanaan kurikulum ide dan kurikulum tertulis. Dalam
pandangan Syaifuddin Sabda bahwa meskipun pada dasarnya atau idealnya kurikulum
dalam dimensi proses merupakan implementasi dari apa yang telah digagas dan
dituangkan dalam program tertulis, namun menurut beliau bukan berarti kurikulum
dalam dimensi proses ini hanya semata mengimplementasikan apa yang digagas dan
telah diprogramkan secara tertulis, sebaliknya adakalanya dalam proses muncul
hal-hal baru, merubah dan meniadakan apa yang telah digagas dan diprogramkan
secara tertulis tersebut dikarenakan ada situasi dan kondisi yang mengharuskan
dilakukannya perubahan.[17]
Beberapa karakteristik dasar pembelajaran
Akidah Akhlak di SD/MI merujuk kepada Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
yang tertuang dalam Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Bab I yaitu antara
lain:
1.
Siswa mencari tahu bukan diberi tahu.
2.
Belajar berbasis aneka sumber belajar bukan
guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
3.
Menggunakan pendekatan proses sebagai penguatan,
bukan pendekatan tekstual.
4.
Penggunaan pendekatan ilmiah.
5.
Pembelajaran berbasis kompetensi bukan pembelajaran berbasis
konten.
6.
Pembelajaran terpadu bukan pembelajaran
parsial.
7.
Dari pembelajaran yang menekankan jawaban
tunggal menuju pembelajaran pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi.
8.
Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
9.
Peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (handskills) dan keterampilan mental (softskills).
10. Pembelajaran mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai
pembelajar sepanjang hayat.
11. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani).
12. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
13. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
14. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran.
15. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak
di sekolah atau madrasah mulai tahun 2013 ditekankan pada penggunaan pendekatan
tematik-terpadu dan atau pendekatan saintifik dan atau inkuiri dan atau
pembelajaran berbasis penyingkapan (discovery learning), dan atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis masalah (project based
learning) yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan.
4.
Kajian Hasil
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kurikulum sebagai suatu produk atau hasil
belajar dikutip oleh Syaifuddin sabda dari Leithwood bahwa pada dasarnya
kurikulum sebagai suatu hasil belajar merupakan kelanjutan dan dipengaruhi oleh
kurikulum sebagai kegiatan (proses). Kurikulum sebagai hasil juga merupakan
dimensi kurikulum yang dipengaruhi secara langsung oleh kurikulum sebagai ide,
terutama ide yang ada pada guru.[18]
Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dikatakan sebagai hasil belajar yang
direncanakan dalam kurikulum jika peserta didik tersebut mengalami proses
pembelajaran sebagaimana yang direncanakan dalam dokumen kurikulum.[19]
Penilaian
untuk pembelajaran Aqidah Akhlak di MI pada Kurikulum 2013 menggunakan
jenis penilaian autentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan
siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Hasil penilaian autentik dapat
digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan
(enrichment), atau pelayanan konseling. Kemudian, hasil penilaian
autentik dapat pula digunakan sebagi bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran
sesuai standar penilaian pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan
saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan
anekdot, dan refleksi.
C. Analisis Telaah Kurikulum Aqidah Akhlak Dari Segi Tujuan, Materi, SKL,
KD, dan Evaluasi
1. Tujuan Aqidah Akhlak dan landasan
Pengembangan Kurikulum
Landasan filosofis mencoba menelaah tiga
persoalan yaitu salah benar, hakikat baik-buruk, dan hakikat indah-benar, bila
kita lihat dari tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak yaitu “mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun
sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam”, di mana
dalam tujuan ini terdapat hakikat benar-salah, baik-buruk, dan hakikat
indah-jelek.
Dari tujuan Aqidah Akhlak itu juga sesuai dengan landasan sosiologis yaitu
mempersiapkan peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat yaitu memiliki akhlak
mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik kehidupan
pribadi maupun sosial.
2. Materi Aqidah Akhlak dan Landasan
Pengembangan Kurikulum
Bila dilihat dari segi Filosofis materi Aqidah Akhlak sudah sesuai karena
didalam materi terdapat pelajaran tentang akhlak terpuji dan tercela yang
mengajarkan hakikat benar-salah dan baik-buruk. Dari segi Sosial juga materi
Aqidah Akhlak mengajarkan adab kepada sesama dan kepada lingkungan.
Dari segi Psikologis, materi dari kelas I- VI di materi berdasarkan
Kurikulum 2013 penulis lihat bahwa sesuai dengan perkembangan peserta didik
karena materi mulai kelas I masih sederhana berupa dasar-dasar dari Aqidah dan
Akhlak dalam Islam kemudian materi lebih tinggi lagi di setiap jenjang kelas
sampai kelas VI yaitu tentang Takdir Allah, berakhlak terpuji (tanggung jawab,
adil, bijaksana, sabar, Tobat, dan akhlak terhadap binatang), Akhlak tercela
(marah, Fasik, Murtad).
3. SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) DAN KD Dari Segi Kognitif, Afektif dan Psikomotor
Setelah menjalani proses pembelajaran peserta didik diharapkan memiliki
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sesuai dengan tujuan mata pelajaran
Aqidah Akhlak sesuai dengan keputusan Menteri Agama RI Nomor 165 Tahun 2014.
SKL dalam lampiran ini sama semua jenjang pendidikan dan semua mata pelajaran.
Jadi, penulis menilai bahwa SKL ini bersifat umum belum sampai ke SKL mata
pelajaran Aqidah Akhlak secara khusus.
Pada Kurikulum 2013 Penulis belum menemukan SKL khusus untuk mata pelajaran
Aqidah Akhlak. Penulis melihat bahwa SKL Kurikulum KTSP sudah memuat SKL secara
khusus mata pelajaran Aqidah Akhlak meliputi “mengenal dan meyakini rukun iman kepada Allah
sampai dengan iman kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam mengucapkan
kalimat-kalimat thayibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan
terhadap rukun iman dan al-asma’ al-husna, serta pembiasaan dalam pengalaman
akhlak terpuji dan adab Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku
sehari-hari.”
Dari SKL Aqidah Akhlak itu terlihat KKO
“mengenal” termasuk dalam ranah pengetahuan yaitu termasuk dalam kategori
“mengingat’ dan “menyakini” termasuk KKO dalam ranah sikap (afektif) yaitu
menilai atau menghargai. Dan dalam kata “pembiasaan” termasuk dalam kategori
Psikomotor yaitu keterampilan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
mengucapkan kalimat Thayyibah.
Dari KD yang dilihat penulis mencoba menelaah
KD dari segi berapa banyak jumlah Kognitif, afektif dan Psikomotor. Disini KD
yang ditelaah adalah kelas I (Satu) Semester I dan II. Adapun jumlah Kompetensi
Dasar kelas I berjumlah 44 KD. Di mana dalam KD memuat KKO (Kata Kerja
Operasional) aspek Kognitif yang ingin dicapai di mata pelajaran Aqidah Akhlak
Kelas I sebanyak 54,6% yaitu sebanyak 24 KD yaitu KKO nya antara lain “membiasakan”,
“Mengenal”, “Memahami”, Menjelaskan”, “Melafalkan”, “Menceritakan”, dan
“Menyajikan”. Pada aspek Afektif KD yang dirumuskan sebanyak 31,8 % atau
sebanyak 14 KD memuat aspek sikap ini dimana KKO afektif ini antara lain:
“Menyakini”, “Menerima”, dan “Menunjukkan”. Adapun aspek Psikomotor sebanyak
13, 6 % atau sebanyak 6 KD yaitu “mencontohkan”, “mendemonstrasikan” dan
“menyimulasikan”.
Penulis menyimpulkan bahwa dalam Kurikulum
2013 ini aspek pengetahuan atau Kognitif lebih banyak terdapat dalam KD dimana
menginginkan peserta didik mengetahui tentang materi-materi yang diajarkan dan
tentunya juga memuat aspek sikap atau afektif dan psikomotor walaupun sedikit
tetapi diharapkan peserta didik mampu mengaplikasikan apa yang telah dipelajari
dalam kehidupannya sehari-hari apalagi mata pelajaran Aqidah Akhlak ini sangat
penting untuk kita sebagai seorang muslim. Karena dengan memahami Aqidah yang
benar kita menyakini rukun Iman dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh
Allah. Dan segi akhlak kita mampu menjadi pribadi yang berakhlak yang baik bagi
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
4.
Evaluasi dan Kogntif, Afektif dan Psikomotor
Penilaian untuk pembelajaran Aqidah Akhlak di MI pada
Kurikulum 2013 menggunakan jenis penilaian autentik (authentic assessment)
yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Dalam Kurikulum 2013 seluruh aspek peserta
didik harus dinilai yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dari segi
pengetahuan keberhasilan peserta didik dapat dilihat dari hasil tugas, ulangan
harian, Ulangan Tengah semester dan Ulangan Akhir semester. Sedangkan dalam
segi sikap dapat kita lihat penilaian sikap pada kelas IV pada materi kalimat
kalimat Hauqolah.
Penilaian sikap
Berilah tanda centang (V) diantara kolom benar, ragu-ragu
atau salah!!
No.
|
Penyataan
|
Jawaban
|
||
B
|
RR
|
S
|
||
1.
|
Kalimat Hauqolah Laa Haula
walaa Quwwata Illa Billahil Aliyil Adziimm dilafalkan pada saat
kita mengalami kesulitan.
|
|||
2.
|
Allah akan memberikan beban kesulitan melebihi kesanggupan hamba-Nya.
|
|||
3.
|
Membiasakan membaca kalimat Hauqolah dapat menghindari putus asa dalam menghadapi
kesulitan.
|
|||
4.
|
Allah membolehkan kita meminta kekuatan dan pertolongan kepada roh ghaib
atau benda-benda pusaka.
|
|||
5.
|
Kita tidak boleh berburuk sangka terhadap Allah swt. Apabila permintaan
belum dikabulkan.
|
Keterangan:
B :
Benar
RR :
ragu-ragu
S :
Salah
Rubrik Penilaian
No. Soal
|
Rubrik Penilaian
|
Skor
|
1.
|
Benar skor 6, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 1
|
6
|
2.
|
Benar skor 1, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 6
|
6
|
3.
|
Benar skor 6, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 1
|
6
|
4.
|
Benar skor 1, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 6
|
6
|
5.
|
Benar skor 6, Ragu-ragu skor 3, Salah skor 1
|
6
|
Pedoman penskoran
Skor tertinggi 30
Nilai Akhir = Skor diperoleh x 100
Skor maksimal
Penilaian ketrampilan
Penilaian saat medemostrasikan tata cara
mengucapkan kalimat thayyibah
No
|
Nama
|
Kebenaran tata cara mengucap salam
|
Kefasihan mengucap salam
|
Nilai
|
1
|
Ahmad
|
|||
2
|
Alfi
|
|||
3
|
Budi
|
Pedoman penskoran:
i.
Skor 4 jika Kebenaran tata cara mengucap salam, Kefasihan
mengucap salam sangat baik.
ii.
Skor 3 jika Kebenaran tata cara mengucap salam, Kefasihan
mengucap salam baik.
iii.
Skor 2 jika Kebenaran tata cara mengucap salam, Kefasihan
mengucap salam kurang baik.
iv.
Skor 1 jika Kebenaran tata cara mengucap salam, Kefasihan
mengucap salam cukup.
Skor perolehan
Nilai =
---------------------- x 4
Skor maksimal
Dari penilaian hasil dapat dilihat bahwa
Kurikulum 2013 berusaha menilai hasil siswa seluruh aspek nya. Dalam buku guru
cara-cara menilai afektif dan psikomotor sudah dituliskan cara menilainya,
tinggal bagaimana guru melaksanakannya.
BAB II
PENUTUP
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak berusaha untuk
menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing) terutama dalam
aspek akidah (tauhid) dan akhlak, terampil melakukan ajaran Islam (doing),
dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being) sehingga
mencerminkan ajaran agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Ada empat
landasan (dasar) utama pentingnya pengembangan kurikulum, yakni: 1). Landasasan
Filosofis, 2). Landasan Psikologis, 3). Landasan Sosial, dan 4). Landasan
Iptek.
Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, secara lebih spesifik, mata pelajaran
Akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi empat aspek yaitu aspek akidah
(keimanan), aspek akhlak, aspek adab Islami, dan aspek keteladanan. Dalam menentukan suatu pendekatan dalam belajar mengajar, guru harus
memilih pendekatan yang berpusat pada aktivitas guru (teacher centered) atau pendekatan yang berpusat pada aktivitas
siswa (student centered). Beberapa pendekatan dalam pembelajaran Aqidah
akhlak antara lain: 1. Pendekatan Keimanan, 2.
Pendekatan Pengalaman, 3. Pendekatan Pembiasaan, 4. Pendekatan Rasional, 5.
Pendekatan Emosional, 6. Pendekatan Fungsional, 7. Pendekatan Keteladanan.
Dalam dimensi proses merupakan implementasi
dari apa yang telah digagas dan dituangkan dalam program tertulis, adakalanya
dalam proses muncul hal-hal baru, merubah dan meniadakan apa yang telah digagas
dan diprogramkan secara tertulis tersebut dikarenakan ada situasi dan kondisi
yang mengharuskan dilakukannya perubahan.
Penilaian
untuk pembelajaran Aqidah Akhlak di MI pada Kurikulum 2013 menggunakan
jenis penilaian autentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan
siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Konsep dan Model
Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Aziz, Hamka Abdul. Pendidikan Karakter
Berpusat Pada Hati. Jakarta Selatan: Al-Mawardi Prima, 2011.
Hasan, S. Hamid. Evaluasi Kurikulum. Cet. ke-2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah.
Khalimi. Pembelajaran
Akidah Akhlak. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2009.
Prastowo, Andi. Pembelajaran
Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan Agama Di Sekolah/Madrasah.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015.
Rifai, Muhammad. Sosisologi pendidikan.
Yogyakarta: Arruz Media, 2011.
Sabda, Syaifuddin. Model Pengembangan
Kurikulum Terintegrasi Sainstek Dengan Imtaq: Sebuah Model Pengembangan
Kurikulum Mata Pelajaran Sainstek Di Sekolah/Madrasah. Banjarmasin: Antasari Press, 2009.
Shofan, Moh. Pendidikan Berparadigma
Profetik; Upaya Konstruksif Membongkar
Dikotomi Sistem pendidikan Islam. Yogyakarta: Ircisod, 2004.
Sudjana, Nana. Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran.
Surabaya, Rosdakarya, 2011.
Sriwiyana, Sa’dun Akbar dan Hadi. Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta
Media, 2010.
[1]Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan
Agama Di Sekolah/Madrasah (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), h. 155.
[2]Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati (Jakarta
Selatan: Al-Mawardi Prima, 2011), h. 204.
[3]Khalimi, Pembelajaran Akidah Akhlak
(Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2009), h. 51.
[4]Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 82.
[5]Sa’dun Akbar dan Hadi Sriwiyana, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Yogyakarta: Cipta Media, 2010), h. 21.
[6]Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung:
Sinar Baru Algensido, 2002), h. 10.
[7]Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15.
[8]Muhammad Rifai, Sosiologi Pendidikan (Yogyakarta: Arruzz Media, 2011),
h. 20.
[10]keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah, h. 35.
[11] Suyono dan Hariyanto. Belajar dan
Pembelajaran (Surabaya: Rosda, 2011), h. 20.
[12] Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik…, hal. 169-185.
[13]Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik; Upaya Konstruksif Membongkar Dikotomi Sistem pendidikan Islam
(Yogyakarta: Ircisod, 2004), h. 60.
[14]S. Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. ke-2, h. 123.
[15]Syaifuddin Sabda, Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Sainstek
Dengan Imtaq: Sebuah Model Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Sainstek Di
Sekolah/Madrasah (Banjarmasin:
Antasari Press, 2009), h. 22.
[16]Syaifuddin Sabda, Model Pengembangan
Kurikulum Terintegrasi…, h. 24.
TERIMAKASIH SUNGGUH BERMANFAAT SMG BERKAH
BalasHapus